Thursday, June 7, 2012

Ketika Eka Ramdani di Rumah Sendiri

Rabu, 6 juni 2012. Sore itu tribun Stadion Siliwangi sudah disesaki Bobotoh Persib . Mereka tampak tak sabar untuk menyaksikan duel antara PERSIB vs PERSISAM . Mungkin bukan faktor Persisam yang membuat tribun stadion tampak begitu sesak sore itu . Pemain tim tamu pun keluar ruang ganti untuk melakukan pemanasan, ada beberapa pemain yang sudah tidak asing lagi bagi para bobotoh. Disana ada Cristian Gonzales , Dias Angga putra dan tentunya mantan ikon Persib, Eka Ramdani .

Sambutan berbeda didapatkan Eka daripada kedua temannya yg merupakan mantan Persib . Saat pemain memasuki lapangan untuk pemanasan, saat itu pula semua mata penonton menyorot kepada pemain mungil bernomor punggung 8. Tak lama, cacian “si Eka anj***” menggema di stadion .

Tepat pada pukul 15.30 pertandingan pun dimulai, cacian bernada kasar masih terus tertuju kepada sang mantan ikon kebanggaan Bobotoh. Puncaknya adalah saat Eka akan mengambil bola out. Oknum Bobotoh melempari Eka dengan botol air mineral. Saat itu saya  melihat Eka hanya terdiam dan tersenyum kecut. Melihat kejadian itu pemain Persib pun mencoba menenangkan Bobotoh , dan berhasil. Tapi tak berselang lama kejadian pelemparan itu terulang saat Eka akan mengambil tendangan sudut .

Melihat kejadian itu yang ada dipikiran saya hanya “Tak sepenuhnya Bobotoh salah, mungkin  mereka tidak tahu masalah yang sebenarnya”. Ya tidak tahu masalah yang sebenarnya ! Beberapa Bobotoh pasti menganggap Eka adalah seorang pengkhianat, pemain bintang seperti kacang lupa kulitnya, pergi tanpa pamit seperti orang sunda yang tak pernah mengenal kata terimakasih . Anggapan itu pun pernah saya rasakan pada awal-awal kepindahan Eka. Saya merasa kecewa, bagaimana tidak , sehari sebelum berita kepindahan Eka menghiasi media, saya sempat ketemu dan menyapa Eka di ruang ganti pemain saat latihan Persib, Eka waktu itu bilang ia tidak bisa latihan karena cedera. Tapi besoknya saya terkejut, media memberitakan Eka hengkang ke Persisam. Padahal kemarin saya sempat ketemu. Saya pun mencari tahu sebab Eka pindah, akhirnya saya mendapatkan beberapa informasi bahwa eka pindah karena tidak menemui “kesepakatan” dengan manajemen. Entah “kesepakatan” apa, ketidak cocokan uang atau karena ketidak cocokan dengan manajemen. Saya berpikir apa Eka rela ninggalin persib saat kondisinya seperti itu hanya karena uang? Rasanya tidak mungkin, toh dengan nila kontrak yang hanya berbeda 50-100 juta saja rasanya mustahil Eka tergoda. Di Bandung juga ia punya usaha distro yang modalnya lebih dari 100juta , ia pasti tidak akan mengorbankan bisnisnya hanya karena kontrak yang lebih besar sedikit. Apalagi usaha distro itu sudah di rintis cukup lama

Eka adalah pemain asli binaan Persib, ia meninggalkan kampung halamannya (purwakarta) untuk berlatih sepak bola di SSB UNI Bandung (klub intern Persib). Eka masuk persib bukan pemain instan yang didatangkan dari klub lain. Eka merasakan proses pembinaan dari mulai Persib junior. Ban kapten pun sempat melingkar di lengan Eka. Jika melihat seperti itu, kita harusnya sebagai bobotoh tidak lagi meragukan loyalitas seorang Eka kepada Persib. Ya Bobotoh juga tak sepenuhnya salah, karena tidak tahu kejadian yang sebenarnya seperti saya. Mungkin yang kita tahu Eka kabur dari persib, Eka bukan orang sunda yang tau arti sopan santun . Tapi sudahlah.. Eka juga manusia yang pasti punya kesalahan dan coba berpikir dari sekarang pasti ada masalah besar yang membuat eka sampai pergi dan masalah itu tidak mungkin hanya uang saja.

Saya dapet informasi juga, selama persiapan Persib dikompetisi musim ini ternyata banyak pemain yang ingin hengkang seperti Eka. Saya gatau apa masalahnya, tetapi saat kondisi itu, yang saya tahu, eka datang ke Bandung untuk menahan pemain lain agar tidak hengkang seperti dirinya . Itu mungkin pengabdian terakhir Eka untuk Persib di musim ini, mungkin jika Eka saat itu tidak datang untuk menahan pemain lainnya, bisa jadi kondisi tim akan lebih buruk dari sekarang.

Saya bukan tidak bisa move-on dari sosok Eka, saya hanya ingin mencoba menghargai pemain yang keringatnya pernah diberikan kepada Persib.
ALONG: “Pada orang-orang yang menonton di tribun. Saya harap, cobalah hormati orang (Eka Ramdani) yang pernah berbakti juga pada tim ini (Persib), dan pernah berlari di lapangan ini,” (inilahjabar)

@rdethapratama . 6-6-2012

No comments:

Post a Comment